..selalu ada keajaiban-keajaiban kecil disetiap mimpi-mimpi besar..




2011/05/21


lanud hasanuddin makassar

2011/04/24

Purpose - STAND UP

I saw an angel hit the ground
Fly to nowhere above the sky
Cross another cold state line
Purpose almost hard to find

Climb a mountain reach the sun
Face the storm and lightning thunder
Seem I never foun it one
Purpose really hard to find

Brigde : another time to stay
another fine the way

Reff : You believe of what you say
You believe of what you learn
If you fine these one
Many life will come into you

You believe of what you try
You believe of what you trust
If you fine these one
Many life will come into you

Pejuang atau Pengemis Cinta

Lelaki itu rela menebalkan mukanya, agar acara “penembakan” terhadap sang gadis (target) dipublikasikan oleh stasiun televisi swasta dan ditonton oleh seluruh ABG di tanah air. Mulai dari pengaturan strategi, persiapan acara puncak hingga “penembakan”, semua terekam menjadi reality show yang medan merendahkan martabat kaum lelaki. Bagaimana tidak, si lelaki sampai rela mengeluarkan uang  dalam jumlah besar _ yang jika  diberikan kepada kaum dhuafa pasti akan sangat bermanfaat_ demi membuat acara itu semeriah dan seromantis mungkin buat mereka. Padahal, para budak saja tidak sampai seperti itu, mereka hanya berkorban tenaga dan tidak kedua-duanya (harta dan tenaga) 

Acara lain malah lebih meneyedihkan. Sang lelaki korban cinta melaporkan penyelewengan kekasihnya untuk di TV-kan. Ia buntuti gerak-gerik si gadis dari pagi hingga malam sampai terbukti bahwa memang kekasihnya itu mendua. Tidakkah itu hanya mempermalukan diri sendiri?. Dengan bangga dan tidak dibayar, si lelaki mempublikasikan aib dirinya, seolah-olah perbuatannya adalah perbuatan terhormat dan memiliki nilai dan makna histories, perbuatan pria pejuang. 

Pejuang? 

Kata Aa Gym. “Pejuang adalah orang yang mampu berkorban bagi orang lain tanpa kenal lelah, tanpa istirahat dan tidak mengharapkan balasan apa-apa.” Ya, mereka memang berkorban untuk orang lain dan tanpa istirahat, tapi bukankah mereka mengharapakan balasan untuk yang diperjuangkannya, yaitu sekedar pengakuan atau kata cinta dan saying (sebagai hasil yang tidak sebanding dengan apa yang telah dikorbangkan oleh para pejuang cinta itu)? Lalu dimanakah izzah (harga diri) kaum adam yang di dalam kitab suci Quran disebutkan bahwa mereka adalah pemimpin bagi kaum perempuan? Tayangan itu memperlihatkan kenyataan bahwa lelaki bukan saja telah dipimpin oleh kaum perempuan  tetapi juga telah mengambil posisi untuk diperbudak kaum hawa. 

Saya tidak bermaksud mendiskreditkan orang atau pihak tertentu, namun apa yang terjadi bila hal seperti ini menjadi tren, bahkan membudaya dikalangan pemuda Islam? Apa yang terjadi jika aktivitas semacam itu terus difasilitasiu oleh stasiun televisi yang kian berani manampilkan acara tidak berkualitas, yang berorientasi kepada komersialisme dan hedonisme? Apa yang terjadi jika para pemuda sebagai ujung tombak perjuangan dakwah Rasulullah disibukkan dengan hal yang sia-sia, yang hanya mengangan-angankan roman picisan belaka?

Jatuh cinta tidak dilarang, karena itu adalah fitrah manusia. Namun, sebagai mukmin, kita harus bisa membingkainya agar cinta terhadap makhluk-Nya  bisa menjadi wujud dari cinta kita terhadap-Nya. Caranya? Dengan pernikahan yang agung, yang telah disyariatkan tata caranya dalam islam.

2011/02/25

Pendidikan untuk anak-anak...

Jika anak-anak hidup dengan kritikan, mereka belajar untuk mengutuk.
Jika anak-anak hidup dengan permusuhan, mereka belajar untuk melawan.
Jika anak-anak hidup dengan rasa takut, mereka belajar untuk menjadi memprihatinkan.
Jika anak-anak hidup dengan belas kasihan, mereka belajar untuk merasa menyesal sendiri.
Jika anak-anak hidup dengan olokan, mereka belajar untuk merasa malu.
Jika anak-anak hidup dengan kecemburuan, mereka belajar untuk merasa iri hati.
Jika anak-anak hidup dengan rasa malu, mereka belajar untuk merasa bersalah.
Jika anak-anak hidup dengan semangat, mereka belajar percaya diri.
Jika anak-anak hidup dengan toleransi, mereka belajar kesabaran.
Jika anak-anak hidup dengan pujian, mereka belajar apresiasi.
Jika anak-anak hidup dengan penerimaan, mereka belajar untuk cinta.
Jika anak-anak hidup dengan persetujuan, mereka belajar seperti itu sendiri.
Jika anak-anak hidup dengan pengakuan, mereka belajar bagus untuk memiliki tujuan.
Jika anak-anak hidup dengan berbagi, mereka belajar kedermawanan.
Jika anak-anak hidup dengan kejujuran, mereka belajar sebenarnya.
Jika anak-anak hidup dengan keadilan, mereka belajar keadilan.
Jika anak-anak hidup dengan baik-baik, mereka belajar menghargai.
Jika anak-anak hidup dengan keamanan, mereka belajar untuk memiliki iman dalam diri mereka sendiri dan orang-orang di sekitar mereka.
Jika anak-anak hidup dengan keramahan, mereka belajar di dunia adalah tempat yang bagus untuk hidup.

oleh Dorothy Law Nolte (1924 – 2005)

2010/08/15


SEBUTIR PASIR

Penakluk pertama Mount Everest, puncak tertinggi dunia di Pegunungan Himalaya, Sir Edmund Hillary, pernah ditanya wartawan apa yang paling ditakutinya dalam menjelajah alam. Dia lalu mengaku tidak takut pada binatang buas, jurang yang curam, bongkahan es raksasa, atau padang pasir yang luas dan gersang sekali pun! Lantas apa? "Sebutir pasir yang terselip di sela-sela jari kaki," kata Hillary. Wartawan heran, tetapi sang penjelajah melanjutkan kata-katanya, "Sebutir pasir yang masuk di sela-sela jari kaki sering sekali menjadi awal malapetaka. Ia bisa masuk ke kulit kaki atau menyelusup lewat kuku. Lama-lama jari kaki terkena infeksi, lalu membusuk. Tanpa sadar, kaki pun tak bisa digerakkan. Itulah malapetaka bagi seorang penjelajah sebab dia harus ditandu." Harimau, buaya, dan beruang, meski buas, adalah binatang yang secara naluriah takut menghadapi manusia. Sedang menghadapi jurang yang dalam dan ganasnya padang pasir, seorang penjelajah sudah punya persiapan memadai. Tetapi, jika menghadapi sebutir pasir yang akan masuk ke jari kaki, seorang penjelajah tak mempersiapkannya. Dia cenderung mengabaikannya.
Apa yang dinyatakan Hillary, kalau kita renungkan, sebetulnya sama dengan orang yang mengabaikan dosa-dosa kecil. Orang yang melakukan dosa kecil, misalnya mencoba-coba mencicipi minuman keras atau membicarakan keburukan orang lain, sering menganggap hal itu adalah dosa yang kecil. Karena itu, banyak orang yang kebablasan melakukan dosa-dosa kecil sehingga lambat laun jadi kebiasaan. Kalau sudah jadi kebiasaan, dosa kecil itu pun akan berubah jadi dosa besar yang sangat membahayakan dirinya dan masyarakat.
Melihat kemungkinan potensi kerusakan besar yang tercipta dari dosa-dosa kecil itulah, Nabi Muhammad saw mewanti-wanti agar ummatnya tidak mengabaikan dosa-dosa kecil seraya tidak melupakan amal baik kendati kecil juga. Dalam kisah disebutkan, seorang pelacur masuk surga hanya karena memberi minum anjing yang kehausan. Perbuatan yang cenderung dinilai sangat kecil itu ternyata di mata Allah punya nilai sangat besar karena faktor keikhlasannya. Bukankah semua roh yang ada di seluruh jagad ini, termasuk roh anjing tersebut, hakikatnya berasal dari Tuhan Yang Maha Pencipta juga? Itulah nilai setetes air penyejuk yang diberikan sang pelacur pada anjing yang kehausan.

2009/09/16

Marhaban Yaa Ramadhan

Semoga ramadhan ini menjadikan kita insan yang paripurna

2009/02/09

......No Title.....

Saat makan malam di'rumah' kami, seorang kawan nyelutuk. Katanya, lebih baik pilih caleg perempuan daripada caleg laki-laki. Saat itu kami lagi nonton debat yang mengangkat tema "Peluang Perempuan di Parlemen" yang disiarkan salah satu tv swasta. Menurutnya, anggota legislatif yang tersangkut kasus hukum (korupsi, red) itu lebih banyak di lakukan oleh anggota legislatif laki -laki. Daripada golput katanya..

Kalo dipikir-pikir adanya juga sih benernya. Kita belum pernah mendengar ada anggota legislatif perempuan yang tersangkut kasus hukum (korupsi, red). Dari sekian banyak pelanggaran hukum itu di lakukan oleh kaum laki-laki. Ini paling tidak menjadi bahan referensi buat memilih kalaupun memilih nantinya.


yang mau lanjut, silahkan....